Harus kita akui bahwa profesi sebagai pekerja freelance berbeda dengan pegawai kantor, baik itu pegawai negeri maupun swasta. Pekerja freelance tidak memiliki penghasilan yang tetap, tunjangan, maupun pensiun layaknya pegawai. Ia juga tidak akan bisa menikmati berbagai fasilitas yang biasanya diterima oleh pegawai pada umumnya seperti kendaraan dinas, pakaian seragam, uang makan, transport dan sebagainya. Dengan kondisi seperti itulah mau tidak mau seorang pekerja freelance harus bisa mengelola penghasilan yang ia terima secara cermat jika tidak ingin masa depannya suram.
Bagaimana cara yang efektif untuk mengelola keuangan bagi seorang pekerja freelance? Berikut ini 9 tips praktis yang diberikan oleh Elvyn G. Masyassya, seorang pengamat dan penasihat investasi dan keuangan yang saya kutip dari buku Rahasia Jadi Entrepeneur Muda karangan Faif Yusuf.
1. Sebelumnya Anda harus bisa membuat perkiraan berapa kali Anda akan memperoleh pendapatan dalam setahun. Sebagai arsitek lepas, misalnya, Anda menargetkan akan mendapatkan empat proyek dalam setahun, maka setiap pendapatan dialokasikan untuk kebutuhan Anda selama tiga bulan (12 bulan : 4 = 3 bulan). Jadi, jika pekerja tetap menerima gaji bulanan secara rutin, anggap saja pengalokasian pendapatan inilah “gaji” Anda.
2. Pendapatan yang Anda peroleh ini harus dikelola dengan baik. Pada dasarnya, pengelolaan keuangan itu adalah persamaan dari pendapatan = konsumsi + tabungan + investasi. Jadi, setiap pendapatan yang Anda peroleh sebaiknya dialokasikan untuk ketiga hal tersebut. Sisa sepuluh persen, sebaiknya Anda anggap sebagai simpanan wajib, yang bisa Anda gunakan sewaktu-waktu jika ada kebutuhan mendadak sehingga tabungan Anda tidak terganggu. Seorang karyawan masih mungkin mendapat tunjangan kesehatan dari perusahaannya jika ia mendadak sakit. Dan inilah yang bisa Anda anggap sebagai tunjangan serupa.
3. Ada dua cara yang bisa Anda lakukan untuk menata keuangan Anda, yaitu meningkatkan pendapatan atau mengurangi pengeluaran. Jika Anda bisa meningkatkan pendapatan, pengeluaran Anda tidak perlu diutak-atik. Meningkatkan penghasilan pun bisa dengan berbagai cara, misalnya menaikkan honor yang Anda minta dari klien, atau memperbanyak proyek yang Anda tangani. Tetapi, jika pendapatan tidak meningkat pengeluaran mesti dibenahi.
4. Buat neraca keuangan (balance sheet) pribadi berisi catatan aset dan kewajiban yang harus Anda selesaikan, misalnya hutang. Dalam mengelola neraca ini, Anda harus membuat target selama satu tahun, dan yang menjadi prioritas utama Anda adalah penyelesaian hutang (kalau ada) dan buat jadwal pembayaran hutang.
5. Buat juga income statement, yaitu catatan akumulasi pendapatan dan biaya-biaya yang harus Anda keluarkan dalam kurun waktu tiga bulan, enam bulan, atau satu tahun.
6. Mengenai investasi, sebaiknya dilakukan dengan pola diversifikasi, yaitu memilih dari beberapa jenis investasi yang karakteristiknya berbeda. Contohnya, pilih investasi yang memberi proteksi, yaitu asuransi.
7. Akan lebih mudah jika pendapatan yang diterima sudah dikurangi pajak. Karena itu, saat bernegosiasi dengan pengontrak, lebih baik Anda meminta pendapatan bersih saja.
8. Sebaiknya Anda membuat perencanaan keuangan secara periodik sejak awal tahun, dan merevisi paling tidak enam bulan sekali. Ini perlu untuk melihat komposisi investasi pengeluaran rutin dan yang perlu direncanakan, kondisi tabungan Anda, juga pencapaian target total pendapatan yang Anda inginkan.
9. Jika ingin sukses mengelola uang, Anda harus disiplin! Jika Anda disiplin, besar kemungkinan pendapatan Anda lebih besar dibanding jika Anda bekerja penuh di sebuah perusahaan.
Sumber bacaan : wahyuwibowo.net
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar yang baik dan sopan